Jumat, 05 Juni 2009

kehamilan ektopik

Kehamilan Ektopik


Definisi

Pada kehamilan normal, telur yang sudah dibuahi akan melalui tuba falopi (saluran tuba) menuju ke uterus (rahim). Telur tersebut akan berimplantasi (melekat) pada rahim dan mulai tumbuh menjadi janin. Pada kehamilan ektopik, telur yang sudah dibuahi berimplantasi dan tumbuh di tempat yang tidak semestinya. Kehamilan ektopik paling sering terjadi di daerah tuba falopi (98%), meskipun begitu kehamilan ektopik juga dapat terjadi di ovarium (indung telur), rongga abdomen (perut), atau serviks (leher rahim).


Gambar 1. Lokasi Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik terjadi pada 1 dari 50 kehamilan. Hal yang menyebabkan besarnya angka kematian ibu akibat kehamilan ektopik adalah kurangnya deteksi dini dan pengobatan setelah diketahui mengalami kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu pada triwulan pertama dari kehamilan.

Resiko kehamilan ektopik sangat besar karena kehamilan ini tidak bisa menjadi normal. Bila telur tersebut tetap tumbuh dan besar di saluran tuba maka suatu saat tuba tersebut akan pecah dan dapat menyebabkan perdarahan yang sangat hebat dan mematikan. Apabila seseorang mengalami kehamilan ektopik maka kehamilan tersebut harus cepat diakhiri karena besarnya risiko yang ditanggungnya.

Penyebab

Ada berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik. Namun perlu diingat bahwa kehamilan ektopik dapat terjadi pada wanita tanpa faktor risiko. Faktor risiko kehamilan ektopik adalah :

1. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya

Risiko paling besar untuk kehamilan ektopik. Angka kekambuhan sebesar 15% setelah kehamilan ektopik pertama dan meningkat sebanyak 30% setelah kehamilan ektopik kedua

2. Penggunaan kontrasepsi spiral dan pil progesteron

Kehamilan ektopik meningkat apabila ketika hamil, masih menggunakan kontrasepsi spiral (3 – 4%). Pil yang mengandung hormon progesteron juga meningkatkan kehamilan ektopik karena pil progesteron dapat mengganggu pergerakan sel rambut silia di saluran tuba yang membawa sel telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi ke dalam rahim

3. Kerusakan dari saluran tuba

Telur yang sudah dibuahi mengalami kesulitan melalui saluran tersebut sehingga menyebabkan telur melekat dan tumbuh di dalam saluran tuba. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan saluran tuba diantaranya adalah :

  • Merokok : kehamilan ektopik meningkat sebesar 1,6 – 3,5 kali dibandingkan wanita yang tidak merokok. Hal ini disebabkan karena merokok menyebabkan penundaan masa ovulasi (keluarnya telur dari indung telur), gangguan pergerakan sel rambut silia di saluran tuba, dan penurunan kekebalan tubuh
  • Penyakit Radang Panggul : menyebabkan perlekatan di dalam saluran tuba, gangguan pergerakan sel rambut silia yang dapat terjadi karena infeksi kuman TBC, klamidia, gonorea
  • Endometriosis : dapat menyebabkan jaringan parut di sekitar saluran tuba
  • Tindakan medis : seperti operasi saluran tuba atau operasi daerah panggul, pengobatan infertilitas seperti bayi tabung --> menyebabkan parut pada rahim dan saluran tuba

Tanda dan Gejala

Pada minggu-minggu awal, kehamilan ektopik memiliki tanda-tanda seperti kehamilan pada umumnya, yaitu terlambat haid, mual dan muntah, mudah lelah, dan perabaan keras pada payudara.

Tanda-tanda yang harus diperhatikan pada kehamilan ektopik adalah :

  • Nyeri hebat pada perut bagian bawah, nyeri tersebut dapat terasa tajam awalnya kemudian perlahan-lahan menyebar ke seluruh perut. Nyeri bertambah hebat bila bergerak
  • Perdarahan vagina (bervariasi, dapat berupa bercak atau banyak seperti menstruasi)

Apabila seorang wanita dengan kehamilan ektopik mengalami gejala diatas, maka dikatakan bahwa wanita tersebut mengalami Kehamilan Ektopik Terganggu. Apabila anda merasa hamil dan mengalami gejala-gejala seperti ini maka segera temui dokter anda. Hal ini sangat penting karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa apabila ruptur (pecah) dan menyebabkan perdarahan di dalam.

Gambar 2. Komplikasi Kehamilan Ektopik (perdarahan)

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan air seni dapat dilakukan untuk mengetahui kehamilan seseorang, sedangkan untuk mengetahui kehamilan ektopik seorang dokter dapat melakukan:

  • Pemeriksaan panggul untuk mengkonfirmasi ukuran rahim dalam masa kehamilan dan merasakan perut yang keras
  • Pemeriksaan darah untuk mengecek hormon ß-hCG. Pemeriksaan ini diulangi 2 hari kemudian. Pada kehamilan muda, level hormon ini meningkat sebanyak 2 kali setiap 2 hari. Kadar hormon yang rendah menunjukkan adanya suatu masalah seperti kehamilan ektopik
  • Pemeriksaan ultrosonografi (USG). Pemeriksaan ini dapat menggambarkan isi dari rahim seorang wanita. Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi kehamilan seseorang, baik di rahim, saluran tuba, indung telur, maupun di tempat lain

Tatalaksana

Karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa, maka deteksi dini dan pengakhiran kehamilan adalah tatalaksana yang disarankan. Pengakhiran kehamilan dapat dilakukan melalui :

1. Obat-obatan

Dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak dini. Obat yang digunakan adalah methotrexate (obat anti kanker)

2. Operasi

Untuk kehamilan yang sudah berusia lebih dari beberapa minggu, operasi adalah tindakan yang lebih aman dan memiliki angka keberhasilan lebih besar daripada obat-obatan. Apabila memungkinkan, akan dilakukan operasi laparaskopi

Gambar 3. Operasi Salpingostomi

Pencegahan

Berhenti merokok akan menurunkan risiko kehamilan ektopik. Wanita yang merokok memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik. Berhubungan seksual secara aman seperti menggunakan kondom akan mengurangi risiko kehamilan ektopik dalam arti berhubungan seks secara aman akan melindungi seseorang dari penyakit menular seksual yang pada akhirnya dapat menjadi penyakit radang panggul. Penyakit radang panggul dapat menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba yang akan meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik.

Kita tidak dapat menghindari 100% risiko kehamilan ektopik, namun kita dapat mengurangi komplikasi yang mengancam nyawa dengan deteksi dini dan tatalaksana secepat mungkin. Jika kita memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, maka kerjasama antara dokter dan ibu sebaiknya ditingkatkan untuk mencegah komplikasi kehamilan ektopik.

Kemungkinan kehamilan di masa depan

Adalah suatu kewajaran untuk khawatir menganai masalah kesuburan setelah mengalami kehamilan ektopik. Seseorang yang mengalami kehamilan ektopik bukan berarti tidak dapat mengalami kehamilan normal namun berarti seseorang memiliki kemungkinan untuk mengalami kehamilan ektopik lagi di masa depan.

Apabila saluran tuba ruptur (pecah) akibat kehamilan ektopik dan diangkat melalui operasi, seorang wanita akan tetap menghasilkan ovum (sel telur) melalui saluran tuba sebelahnya namun kemungkinan hamil berkurang sebesar 50 %. Apabila salah satu saluran tuba terganggu (contoh karena perlekatan) maka terdapat kemungkinan saluran tuba yang di sebelahnya mengalami gangguan juga. Hal ini dapat menurunkan angka kehamilan berikutnya dan meningkatkan angka kehamilan ektopik selanjutnya. Pada kasus yang berkaitan dengan pemakaian spiral, tidak ada peningkatan risiko kehamilan ektopik apabila spiral diangkat.

penyakit pada ibu hamil

Kenali Resiko Saat Hamil


ibu hamil


Setiap wanita hamil umumnya mempunyai berbagai keluhan yang menyertai masa-masa kehamilan disebabkan oleh perubahan dalam tubuhnya. Keluhan itu bisa bermula dari gangguan ringan seperti konstipasi dan kram otot sampai gangguan yang lebih serius seperti diabetes atau hipertensi. Masing-masing individu memiliki keluhan berbeda tergantung kondisi fisiknya. Ada yang selama kehamilan tidak menemukan keluhan berarti, tetapi tak sedikit pula wanita hamil yang mengeluhkan berbagai gangguan. Oleh karena itu, wanita hamil sebaiknya mengenali gejala yang dialaminya agar dapat dilakukan terapi lebih lanjut untuk kesehatannya sekaligus janin dalam kandungannya. Apa saja gangguan yang sering menyertai kehamilan? berikut ulasannya.

Anemia

Mayoritas wanita hamil berisiko menderita anemia dengan gejala cepat lelah, nafas pendek, dan sering pusing. Gangguan ini bisa disebabkan karena kekurangan zat besi. Pada masa kehamilan zat besi sangat diperlukan untuk memproduksi sel-sel darah merah janin sehingga kebutuhan akan zat besi bertambah dua kali lipat. Anemia pada wanita hamil juga bisa disebabkan oleh kekurangan asam folat. Akibat kekurangan asam folat, janin bisa mengalami risiko kecacatan otak dan sumsum tulang belakang. Anemia juga dapat meningkatkan risiko penyakit infeksi setelah melahirkan. Pada kondisi ini wanita hamil disarankan untuk mengatur nutrisi pada makanannya atau bila perlu mengkonsumsi suplemen zat besi dan asam folat selama hamil.

Infeksi Saluran Kemih

Infeksi pada saluran kemih dapat terjadi pada wanita hamil akibat perluasan rahim yang menekan saluran penghubung ginjal dan ureter sehingga aliran urin terhambat. Berkurangnya kecepatan aliran urin menyebabkan bakteri berkembang biak dan menimbulkan infeksi dengan gejala sering kencing, rasa sakit dan panas pada waktu kencing atau urin keruh atau bercampur darah. Penanganan yang paling tepat adalah dengan terapi antibiotik. Jangan anggap sepele gejala ini dan segeralah berkonsultasi dengan dokter. Infeksi kandung kemih yang tidak diobati dengan baik dapat menyebabkan infeksi pada ginjal.

Hyperemesis Gravidarum

Hyperemesis gravidarum merupakan gangguan yang ditandai dengan mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil. Gejala ini berbeda dengan morning sickness yang biasa dialami pada awal masa kehamilan. Mual dan muntah yang dialaminya dapat mengakibatkan penurunan berat badan sekaligus dehidrasi. Wanita hamil yang mengalami gangguan ini selama masa kehamilan perlu diberi perawatan intensif di rumah sakit saat gejala terjadi hebat. Setelah itu, porsi makan diberikan sedikit demi sedikit secara bertahap disertai terapi obat penenang dan antimuntah bila perlu.

Preeklamsia

Sekitar 5% dari wanita hamil mengalami preeklamsia, suatu kondisi abnormal kehamilan yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah (hipertensi) disertai adanya protein di dalam urin. Preeklamsia umumnya terjadi pada minggu ke-20 kehamilan dan akhir minggu pertama setelah melahirkan. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi hal ini biasa terjadi pada wanita yang pertama kali mengandung, pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya, atau wanita hamil yang sudah menderita hipertensi. Bayi yang terlahir dari ibu yang mengalami preeklamsia diduga 4-5 kali lebih rentan terhadap masalah di kemudian hari dibanding bayi pada wanita hamil tanpa komplikasi ini. Berat badan si bayi mungkin lebih kecil karena malfungsi plasenta maupun karena kelahiran prematur.

Jika preeklamsia terjadi pada awal kehamilan, wanita hamil perlu konsultasi ke dokter secara teratur disamping istirahat yang cukup. Kondisi ini memerlukan pengawasan medis dan pemberian obat antihipertensi (hidralazin atau labetolol) saat persalinan serta perawatan intensif pasca melahirkan (check up 2 minggu setelah bulan pertama pasca persalinan).

Diabetes Gestational

Sebanyak 1-3 % wanita menderita diabetes selama masa kehamilan (diabetes gestational). Gangguan ini umumnya terjadi pada wanita kegemukan atau dari kelompok etnik tertentu seperti wanita ras meksiko, amerika dan asia. Diabetes gestational terjadi akibat ketidakmampuan tubuh memproduksi insulin yang kebutuhannya bertambah seiring usia kehamilan. Bila kadar gula darah tidak dikontrol secara teratur akan meningkatkan risiko gangguan kesehatan pada sang ibu dan janin. Oleh karenanya, wanita hamil dengan diabetes gestational memerlukan diet rendah gula dalam asupan makannya diikuti dengan penurunan berat badan (pada kasus kegemukan). Umumnya setelah persalinan, penyakit ini dapat berangsur hilang. Namun perlu dicatat bahwa diabetes gestational dapat berkembang menjadi diabetes tipe-2 saat usia wanita bertambah.

masa nifas

Masa Nifas


Masa Nifas

Masa Nifas

Masa nifas merupakan masa yang diawali dari beberapa jam setelah plasenta lahir dan berakhir setelah 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas tidak kalah penting dengan masa-masa ketika hamil, karena pada saat ini organ-organ reproduksi Anda sedang mengalami proses pemulihan setelah terjadinya proses kehamilan dan persalinan.

PERIODE NIFAS

  • Immediate puerperium

Adalah keadaan yang terjadi segera setelah persalinan sampai 24 jam sesudah persalinan (0-24 jam sesudah melahirkan).

  • Early puerperium

Adalah keadaan yang terjadi pada permulaan nifas. Waktu 1 hari sesudah melahirkan sampai 7 hari (1 minggu pertama).

  • Late puerperium

Adalah 1 minggu sesudah melahirkan sampai dengan 6 minggu setelah melahirkan.

Pada masa nifas ini, terjadi banyak perubahan pada tubuh Anda, misalnya uterus (rahim) yang tadinya membesar karena pertumbuhan janin, pada saat ini kembali ke ukurannya seperti sebelum hamil. Selain itu juga jalan lahir yang tadinya melebar karena lewatnya bayi pada proses persalinan, kini mulai mengecil dan kembali seperti sebelum hamil. Dinding perut yang tadinya longgar kini mulai mengencang kembali, dan payudara yang semakin membesar karena adanya produksi ASI.

Masa nifas ini bersamaan dengan masa menyusui, karena saat ini saat-saat terpenting bagi keberhasilan Anda memberikan ASI eksklusif kepada buah hati Anda. ASI pertama (colostrum) yang kaya akan nutrisi penting bagi system immune dan kecerdasan bayi Anda, sangat disayangkan apabila terlewatkan diberikan pada bayi Anda. Selain itu isapan bayi pada saat menyusui turut berperan dalam proses penyembuhan/pemulihan organ-organ reproduksi wanita. Semakin sering ibu menyusui, semakin cepat proses pemulihannya.

Istirahat yang cukup, nutrisi yang memadai dan ketenangan bathin Anda merupakan hal-hal yang sangat penting pada masa-masa ini.

Pada masa nifas juga sering terdapat beberapa masalah, seperti perdarahan, infeksi, eklampsi dan gangguan-gangguan menyusui. Insya Allah akan saya tulis pada kesempatan mendatang.

Tags: , , , ,

kehamilan eklamsi

Kehamilan Eklamsi

Gejala


Secara klinis, gejala-gejala preeklamsia adalah:

  1. Peningkatan tekanan darah. Sebagai patokan digunakan batasan tekanan darah lebih dari 130/90 mmHg.
  2. Terjadi pembengkakan di daerah kaki dan tungkai. Pada kondisi yang lebih berat pembengkakan terjadi di seluruh tubuh. Pembengkakan ini terjadi akibat pembuluh kapiler bocor, sehingga air yang merupakan bagian sel merembes dan masuk ke dalam jaringan tubuh dan tertimbun di bagian tertentu.
  3. Kadar protein tinggi dalam urin karena gangguan ginjal. Gejala preeklampsia ringan menunjukkan angka kadar protein urin yang tinggi, yaitu lebih dari 500 mg per 24 jam.
  4. Kenaikan berat badan lebih dari 1,36 kg setiap minggu selama trimester kedua, dan lebih dari 0,45 kg setiap minggu pada trimester ketiga.
    Bisakah Preeklamsia dicegah?

Kerena penyebab preeklamsia belum diketahui, maka pencegahan yang bisa dilakukan adalah memastikan pemeriksaan rutin setiap bulan agar perkembangan berat badan serta tekanan darah ibu dapat terpantau secara baik.

Pembengkakan kaki yang dialami ibu hamil, menjelang kelahiran, sudah biasa. Namun jika kondisi tersebut disertai pusing atau sakit kepala, mual, muntah dan nyeri di perut, sebaiknya segera waspada. Periksa kondisi ini ke dokter, karena siapa tahu Anda mengidap preeklampsia.Preeklampsia adalah keracunan kehamilan. Preeklampsia cenderung terjadi pada trimester ketiga kehamilan atau bisa juga muncul pada trimester kedua. Setiap ibu hamil memiliki kemungkinan untuk mengalami preeklampsia.


Tapi ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko preeklamsia, yaitu kehamilan pertama, kehamilan bayi kembar, ibu hamil pengidap diabetes, memiliki riwayat hipertensi, memiliki masalah ginjal, dan hamil pertama di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun. Risiko preeklamsia juga meningkat jika pada kehamilan sebelumnya si ibu mengalami preeklampsia.

Sayangnya saat ini belum diketahui secara pasti faktor penyebab preeklamsia. Namun jika tidak ditangani secara tepat dan cepat, preeklamsia akan segera berubah menjadi eklamsia yang berakibat fatal pada bayi dan ibu, yaitu infeksi dan perdarahan yang menyebabkan kematian.